Subsidi Bunga UMKM Dialihkan Jadi Modal Kerja

OLAHRAGAKetua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sebagian anggaran subsidi bunga untuk UMKM yang mencapai Rp.35,28 triliun akan dialihkan menjadi modal kerja sebesar Rp.2,4 juta per pengusaha kecil. Hal tersebut dikarenakan penyerapan anggaran masih sangat rendah kendati program tersebut sudah berjalan lebih dari tiga bulan.

“Yang penerapan subsidi bunga dari target Rp.35,3 triliun baru terealisasikan Rp.1 triliun,” ujarnya webinar bertajuk Gotong Royong untuk Jaga UMKM Indonesia, baru-baru ini.

Kendari demikian, Budi mengatakan bahwa rendahnya serapan anggaran subsidi bunga kredit untuk UMKM lebih disebabkan pada berlebihnya alokasi anggaran dibandingkan kebutuhan di lapangan. Ia pun menyebut subsidi bunga sekitar Rp.1 triliun yang telah terserap sudah menjangkau 13 juta nasabah  dengan total kredit sebesar Rp.204 triliun.

“Ada kredit di BRI besar-besar, BNI sedikit, Mandiri sedikit. Yang kelas mikronya ditambah yang di Permodalan Nasional Madani, Mekar, itu sudah ada 13 juta nasabah. Subsidi bunganya hanya satu triliun jadi kita sadar bahwa dari Rp35 triliun ini tidak mungkin habis ini akan kita alokasikan ke program yang baru,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, bantuan modal sebesar Rp.2,4 juta yang akan diberikan kepada 12 juta UMKM rencananya mulai disalurkan usai HUT RI ke-75 atau setelah 17 Agustus 2020.

Oleh karenanya, dikatakannya, hingga saat ini pemerintah masih menyiapkan data UMKM yang layak mendapat bantuan dari pemerintah di tengah pandemi virus corona atau covid-19.

“Kami mau berikan modal awal usaha besarnya 2,4 juta kita akan kasih ke teman-teman UMKM mudah-mudahan segera bisa diluncurkan bagar bisa membantu mereka menjalankan usaha mereka,” tuturnya.

Tak hanya itu, ke depan pemerintah juga akan memberi bantuan tambahan kepada pelaku UMKM penerima manfaat modal kerja tersebut berupa akses kepada pasar.

“UMKM ini adalah swasta, kami akan melakukan penyerapan, kami akan serap produksinya untuk salurkan langsung ke titik konsumsi yang mungkin lokasinya berbeda jauh,” pungkasnya. (cni)