Hari Jadi RS HKBP Balige ke-104, Luncurkan Operasi Mata dan Terus Berbenah

JELAJAHNEWS.ID – Hari jadi Rumah Sakit HKBP Balige Kabupaten Toba, Sumatera Utara berlangsung meriah. Semarak HUT ke-140 tahun ini ditandai dengan peluncuran gedung operasi (OK) yang baru selesai direnovasi.

Adapun lokasi RS HKBP Balige adalah Jalan Gereja No 17 Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut).

Berdasarkan keterangan tertulis Yayasan Kesehatan HKBP yang diterima redaksi JELAJAHNEWS.ID Minggu (11/09/2022) mengatakan, ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) juga turut diresmikan.

Ruangan seperti ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari), anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah serta mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.

Selain itu, apabila memerlukan operasi mata khususnya katarak sudah dapat dilakukan di Rumah Sakit HKBP Balige kebanggaan Batak ini.

Hari Jadi RS HKBP Balige ke-104, Luncurkan Operasi Mata dan Terus Berbenah
Salah satu ruangan pasien.

“Ditengah munculnya rumah sakit baru di kawasan Tapanuli, kita patut berbangga kepada seluruh pihak yang terus mendukung perbaikan rumah sakit,” kata Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Debora Purada Sinaga, MTh saat menyampaikan Firman Tuhan dari Filipi 2:2 (Bersama menjadi lebih Baik).

Dewan Pembina (pimpinan HKBP) sangat mengapresiasi pihak-pihak yang mendukung pembangunan rumah sakit. Pengurus Yayasan Kesehatan yang sangat kompak dibawah kepemimpinan Letjen (P) Hinsa Siburian.

“Pengurus bersinergi dengan Direktur Rumah Sakit dan jajaran. Sedangkan Dewan Pengawas terus memberikan masukan dan pengawasan,” kata Debora.

Sedangkan pihak yang mencintai rumah sakit HKBP turut mendapat atensi pimpinan HKBP. “Syukur atas dukungan Bapak Menko Maritim dan Investasi, atas usaha menghadirkan gedung baru di komplek Rumah Sakit, Rusunawa. Terima kasih kepada PUPR,” ujar Debora.

Sedangkan pada masa Covid-19, Kemenkes juga membantu pengadaan 60.000 vaksin. Sementara ditengah digenjotnya pembangunan, salah seorang Pengurus, Sekretaris Yayasan meninggal dunia pekan lalu.

“Kita sangat berduka atas wafatnya Amang Dr Togar Siallagan. Semasa hidupnya, beliau memberikan perhatian besar dan dukungan luar biasa. Kita sangat berduka,” ujar Debora.

Disebutkan, almarhum merupakan sosok yang sangat ringan tangan, membantu rujukan ke RS Murni Teguh. “Semoga inang Boru Nainggolan dan keluarga diberi kekuatan oleh Tuhan Yesus,” jelas Debora.

Pendeta Debora mengungkapkan, seluruh yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit harus berjiwa melayani dan rendah hati. Seperti Tuhan Yesus, rela merendahkan diri menjadi sama dengan manusia.

“Rumah sakit ini harus makin ramah, menjadi berkat, kedepankan kasih sehingga akan terus dirindukan orang,” katanya.

Terus Berbenah

Ketua Yayasan Kesehatan HKBP diwakili Bonar Sinaga dan Sanco Simanullang mengatakan 104 tahun tentu bukan waktu yang singkat. Melalui banyak pergolakan dan masa kelam, namun tetap eksis. Itu juga karena komitmen kuat para pimpinan HKBP.

“Atas nama yayasan, sangat mengapresiasi kinerja Direktur dan jajaran. Termasuk proses akreditasi yang sedang berlangsung,” katanya.

Akreditasi jangan sampai hanya administrasi, namun harus lebih substantif.

“Manfaatkan kelebihan kita, adanya counseling pastoral dari lingkup kerohanian yang dapat melihat pasien secara komprehensif. Itu pembeda dengan rumah sakit lainnya,” ucap Bonar.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit HKBP Balige, Benny Sinaga mengungkapkan perkembangan dan kemajuan pembangunan dan program kerja. Ia juga menjelaskan sejarah Rumah Sakit HKBP.

“Tahun 1909 terjadi epidemi disentri yang sangat berbahaya di Tanah Batak, korban yang terutama adalah di daerah Humbang, untuk melawan epidemi ini pemerintah dan Zending bekerjasama membangun Bangsal-bangsal, antara lain di Pangaribuan, Butar dan Dolok Sanggul dan Zending mengerjakan pengobatan dan Perawatan, Epidemi ini juga menjalar ke dataran tinggi Toba,” katanya.

Hal ini menjadikan pekerjaan para dokter di Rumah Sakit Induk di Tarutung makin meluas, oleh karena itu didirikan “Isolir Barake“ di daerah Toba yakni Balige.

Tanggal 01 Agustus 1918 “Isolir Barake“ yang ada di Balige diputuskan Rumah Sakit Pembantu atau yang disebut sebagai Rumah Sakit HKBP Balige, dipimpin oleh K.H. WEISSENBRUCH (seorang misinar di setase Zending Balige) dengan daya tampung 10 orang.

“Itulah sejarah hari jadi RS HKBP tanggal 1 Agustus,” katanya.

Dijelaskan, saat ini pihaknya terus berbenah sehingga dapat melayani Operasi mata, katarak, PICU, MICU, dan lainnya.

“Setahun ini, sejumlah kegiatan layanan kesehatan kita kejar, seperti ruang isolasi, hemodialisa, medical check up umum, perbaikan lingkungan sekitar, endoscopy kolonoskopi, renovasi ruang operasi, operasi untuk mata, pengembangan PICU, MICU, adanya sumbangan rusunawa 46 kamar dimana dapat dimanfaatkan untuk pegawai yang bekerja, maupun keluarga pasien dan ada diagnostik centre dan pusat radiology,” kata Benny.

CT scan akan dikembangkan, ICCU jantung terus dipersiapkan. Bagi yang memerlukan pemeriksaan detail ada pusat laboratorium, dan itu terus diperbaiki. Sementara perbaikan budaya karakter ramah, murah senyum, kebersihan dan ketertiban, semua tim sedang bergerak dan kerjasama membesarkan RS tersebut.

Turut hadir, Praeses Distrik XI Toba Hasundutan Pdt Same Siahaan, dengan Liturgis Pdt Pastiana Sipangkar, Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP Bonar Sinaga, Sanco Simanullang, Badan Pengawas Yayasan Juliana Marpaung, Rosma Napitupulu, Diak Solide Siahaan, Direktur Benni Sinaga, Ketua Panitia Harry Siagian, pegawai RSU HKBP seperti Kepala Dinas Kesehatan Toba, Perwakilan BPJS Kesehatan Toba, pihak BNI, Mandiri dan BRI. (JN-BTM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *