JAKARTA – Terkait peringatan dari FAO (Food and Agriculture Organization) mengenai krisis pangan dunia.Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah beberapa kali mengingatkan.
“Oleh sebab itu, urusan yang berkaitan dengan musim kemarau betul-betul harus kita hitung benar-benar. Karena berdasarkan prediksi dari BMKG 30 persen wilayah-wilayah yang masuk zona musim ke depan akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya,” ujar Presiden saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai antisipasi dampak kekeringan terhadap ketersediaan/stok bahan pokok, Selasa (5/5/2020), dilansir dari Setkab.go.id.
Jokowi berharap antisipasi dan mitigasi harus betul-betul disiapkan sehingga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan tidak terganggu. Ketersediaan air di daerah sentra-sentra produksi pertanian yang menjadi kunci penting, hal yang pertama ditekankan Presiden Jokowi.
“Ketersediaan air harus disiapkan dari sekarang, mulai dari penyimpanan air hujan, kemudian memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, itu penting,” kata Presiden.
Selanjutnya, dikatakan Jokowi, percepatan musim tanam.Dimana curah hujan yang masih ada saat ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.”Harus dipastikan bahwa petani tetap berproduksi, harus tetap bertanam dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Presiden mengatakan ketersediaan sarana-sarana produksi pertanian, baik yang berkaitan dengan bibit, pupuk harus betul-betul ada dan harganya terjangkau.
“Sebelumnya sudah dibicarakan mengenai stimulus ekonomi untuk petani, ini agar nanti juga dipertajam lagi,” ungkap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden menambahkan pengelolaan manajemen stok untuk kebutuhan pokok, untuk bahan-bahan pokok hitung-hitungannya betul-betul harus detail. “Bulog tetap harus membeli gabah dari petani sehingga harga di petani menjadi lebih baik,” pungkas Presiden.(RRL)