Realisasi Impor Daging dan Jeroan Tercatat Sebesar 68 Ton

JAKARTAKementerian Pertanian (Kementan) mencatat realisasi impor daging dan jeroan sapi/kerbau sebesar 68.125 ton hingga Juli 2020.

Realisasi itu setara dengan 18% dari rekomendasi impor yang diberikan pemerintah untuk tahun ini, 379.050 ton. Kepala Sub Direktorat Sanitary dan Standardisasi Kementan, Endang Ekowati mengungkapkan impor daging dan jeroan sapi/kerbau tersebut didatangkan dari lima negara dengan urutan terbesar yakni Australia, Jepang, Selandia Baru, Spanyol dan Amerika Serikat.

“Memang mereka menyampaikan alasannya bahwa tidak ada barang, harga mahal, pengiriman juga terganggu karena sejumlah negara lockdown,” kata Endang.

Endang menjelaskan, harga daging/sapi kerbau di era normal baru cenderung stabil. Hal itu tak lepas dari pasokan yang relatif cukup. Per 9 Juli 2020, Kementan mencatat stok daging sapi/kerbau tersedia di 32 gudang importir yang tersedia di 5 provinsi.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan stok daging sapi/kerbau pada Juli 2020 sebanyak 121.080 ton dengan tingkat kebutuhan sebesar 54.598 ton.

“Ketersediaan daging sapi/kerbau pada Juli terdapat surplus sebesar 66.482 ton yang dipenuhi dari potensi produksi sapi/kerbau lokal dan rencana impor daging,” kata Fadjar. Fadjar menambahkan ketersediaan daging ruminansia ini dipenuhi dari potensi produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 67.319 ton dan rencana impor daging sapi/kerbau sebanyak 41.799 ton. Selain itu, stok juga berasal dari rencana pemotongan dari sapi bakalan sebanyak 53.378 ekor atau setara 11.963 ton daging. (cni)