JELAJAHNEWS.ID – Organisasi Wirawati Catur Panca menggelar acara syukuran dan diskusi publik bertema “Menghadapi Ancaman Cyber Crime di Era Digital”, memperingati hari jadinya yang ke-49, di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).
Acara yang difasilitasi langsung oleh Kementerian PPPA ini menjadi momen penting untuk menegaskan komitmen organisasi dalam melindungi perempuan dari berbagai bentuk kejahatan siber yang kian meningkat. Dengan mengusung tema besar “Setia Mengawal Para Perempuan Pejuang Menghadapi Keamanan Cyber”, kegiatan ini sekaligus menjadi ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk lebih waspada dan cerdas menyikapi bahaya di dunia maya.
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, dalam sambutannya menekankan bahwa literasi digital sangat krusial dalam upaya perlindungan perempuan. Berdasarkan survei Kementerian PPPA tahun 2024, satu dari empat perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan seksual. Data menunjukkan bahwa dari Januari hingga 15 Juni 2024 saja, telah tercatat 11.000 kasus kekerasan, dengan korban mencapai 12.600 orang, mayoritas adalah perempuan.
“Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang menghadapi darurat kekerasan, bahkan terhadap laki-laki pun mulai terlihat. Ini saatnya kita memperkuat literasi digital sebagai benteng perlindungan,” tegas Arifatul.
Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia F. Megananda, menyoroti bahwa tantangan perempuan kini telah bergeser dari diskriminasi konvensional menjadi ancaman siber yang tak kasat mata.
“Cybercrime tak hanya menyasar data pribadi, tetapi juga ketahanan keluarga dan masyarakat. Karena itu, literasi digital adalah kebutuhan mendesak. Perempuan harus melek digital, tahu hak dan cara melindungi dirinya,” ujar Pia.
Diskusi publik tersebut menghadirkan sejumlah narasumber ahli, seperti Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dr. Ahmad Sahroni, Asisten Khusus Kepala BIN Dr. Wawan Hari Purwanto, Penyidik Dittipidsiber Bareskrim Polri AKP Marotul Aeni, serta influencer dan aktivis pendamping korban scamming Miss Yuni Andarwati. Forum ini diharapkan tidak hanya memberi pemahaman, tetapi juga melahirkan langkah nyata untuk perlindungan digital perempuan.
Selain diskusi, rangkaian HUT juga mencakup Kejuaraan Renang Master Perempuan yang akan digelar pada 9 September 2025, memperebutkan piala bergilir dari Menteri PPPA. Kegiatan ini bertujuan mendorong gaya hidup sehat sekaligus memperkuat solidaritas lintas generasi.
“Mari jadikan peringatan ini sebagai tonggak penguatan literasi, solidaritas, dan perlindungan perempuan menuju Indonesia yang aman dan bermartabat di era digital,” tutup Pia.(jn/**)
5xm61b
rmmeh2
64s9vy