Tingkat Disiplin Masyarakat Berkurang, Doni Ingatkan Bahwa Vaksin Bukan Satu-satunya Solusi

JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo menyebutkan bahwa tingkat disiplin masyarakat untuk melaksanakan 3M atau protokol kesehatan saat ini telah mengalami penurunan. Sehingga hal ini pun memicu terjadinya peningkatan angka kasus aktif COVID-19 di Indonesia.

“Tingkat disiplin masyarakat di hampir semua daerah mengalami penurunan. Awal November lalu, tingkat kepatuhan memakai masker ada di kisaran 86,18%. Namun di minggu-minggu selanjutnya mengalami penurunan,” ungkap Doni dalam bincang-bincang daring tentang ‘Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi’ yang digelar oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Kamis (24/12/2020).

Untuk itu, Doni terus mengingatkan masyarakat bahwa vaksin bukanlah satu-satunya solusi dan protokol kesehatan harus terus dijalankan secara disiplin dan dilakukan secara masif, meski vaksin telah ada.

“Ini perlu disadari, pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Perlu gerakan masif melibatkan semua komponen masyarakat, terutama tokoh-tokoh nonformal yang dapat memberi pengaruh langsung ke masyarakat,” tegas Kepala BNPB itu.

Jika semua pihak bekerja ikhlas, Doni pun optimistis Indonesia akan melewati pandemi covid-19 dengan baik. Sebagaimana, katanya, bahwa hal tersebut sudah terbukti di Jawa Timur, yang angka kasus penularannya sangat tinggi sehingga semua daerah di provinsi tersebut berstatus merah.

Namun demikian, berkat kerja keras semua pihak, termasuk dukungan dari masyarakat melalui penerapan protokol secara disiplin, angka penularan kasus positif covid-19 di Jawa Timur akhirnya menurun drastis pada awal November lalu.

“Kalau kita sungguh-sungguh ingin kurangi kasus, kuncinya hanya satu, disiplin, patuh pada protokol kesehatan. Karena kita tahu penularan lewat aerosol. Artinya kalau tidak jaga jarak dan pakai masker, maka dengan cepat bisa tertular, terlebih jika sekitarnya tidak menggunakan masker dan tidak jaga jarak,” kata Doni.

Oleh karenanya, Doni kembali mengatakan bahwa Kolaborasi dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk menegakkan penerapan protokol 3M dalam pencegahan covid-19 dan pelaksanaan 3T, yaitu testing, tracing dan treatment, dalam penanganan wabah itu.

Selain itu, Doni juga mengatakan bahwa Presiden, Joko Widodo juga menegaskan bahwa vaksin covid-19 yang sudah ada tidak akan menjamin semua bisa terhindar dari penyakit itu. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan adalah kunci utama untuk mengatasi pandemi.

Dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan, maka penularan covid-19 dapat dicegah secara maksimal. Selain itu, penerapan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, yang diyakini dapat juga mencegah penularan covid-19.

“Sehingga jika seseorang pada akhirnya terpapar covid-19, dengan daya tahan tubuh yang kuat, orang itu setidaknya hanya akan mengalami gejala ringan hingga sedang atau bahkan tanpa gejala. Tidak separah dampak kesehatan yang dirasakan oleh orang-orang yang rentan, seperti lansia atau seseorang yang sebelumnya memiliki penyakit penyerta,” papar Doni.

“Dengan upaya penanggulangan yang telah dilakukan banyak pihak untuk mengatasi pandemi COVID-19, sudah selayakya wabah itu dapat dengan cepat diatasi. Untuk itu, kolaborasi lebih solid dari seluruh masyarakat diperlukan agar penerapan protokol kesehatan dapat dijalankan dengan lebih baik sehingga pandemi dapat segera ditanggulangi,” pungkasnya. (IP)