Persatuan dan Kekompakan Penting Untuk di Jaga

JELAJAHNEWS.ID, SIBOLGA – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah (Ijeck) menghadiri tausiah dan Salat Subuh berjemaah di Masjid Agung Sibolga, Rabu (25/11/2020).

Dikatakannya bahwa bahwa menjaga persatuan dan kekompakan menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan. Hal itu dikatakannya usai Salat Subuh berjemaah yang diimami Ustaz Syamsul Bahri Tanjung, dirangkai dengan penyampaian tausiah oleh Ustaz Azhar Sitompul, serta penyerahan bantuan kepada Ketua BKM Masjid Agung Sibolga.

Ijeck yang mengenakan baju putih dan sarung berwarna hijau serta peci putih, juga menyampaikan agar umat Islam khususnya di Sumut, harus terus kompak dan solid serta semakin banyak yang memakmurkan masjid.

“Yang disampaikan Ustaz Azhar Sitompul sudah terjadi saat ini. Kita lihat sekarang jumlah kita banyak, namun tidak kompak. Jangan sampai persatuan dan kesatuan ini terpecah, persatuan ada di masjid. Jangan jadikan perbedaan menjadi alasan untuk berpecah-belah,” harapnya.

Selain itu, ia juga memohon doa kepada jemaah yang hadir agar terus diberikan hidayah dan istiqomah dalam memimpin Sumut yang bermartabat.

“Bersama Pak Edy Rahmayadi, kami tahu masih ada kekurangan kami dalam memimpin, mohon maaf dan mohon dimaklumi. Namun semua itu karena keterbatasan kami, apalagi saat ini pandemi Covid-19 melanda, banyak program yang tidak bisa kami jalankan di tahun ini, karena semua anggaran difokuskan untuk menangani pandemi yang melanda dunia,” tambahnya.

Ijeck juga berpesan kepada masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga 3M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker.

“Apalagi saat ini memasuki musim Pilkada, mari kita jaga kekompakan. Pilih pemimpin sesuai hati nurani, pilih pemimpin yang takut Allah, sayang rakyat dan sayang umat,” ujarnya.

Sebelumnya, Ustaz Azhar Sitompul dalam tausiahnya antara lain menyampaikan ada saatnya nanti kata Rasulullah SAW, umat muslim seperti hidangan di atas meja, jumlahnya banyak namun tidak dianggap oleh manusia. Filosofi makanan di atas meja, pasti diperebutkan.

“Ini sudah terjadi. Saat ini jumlah umat Islam banyak, namun tak dianggap oleh makhluk yang ada,” jelasnya.

Ia mencontohkan, umat muslim saat ini seperti lengkuas di dalam rendang. Saat mau dimasak lengkuas dicari, namun saat masakan sudah selesai lengkuas dibuang.

“Begitulah umat muslim saat ini, saat dibutuhkan dicari, namun saat sudah tak dibutuhkan mereka dibuang,” ujarnya.

Itu semua terjadi karena umat Islam saat ini mengidap penyakit ‘Al-Wahn’ yaitu penyakit cinta dunia dan takut mati. Bukan tidak boleh umat Islam cinta dunia, mencari uang sebanyak-banyaknya. Bahkan dalam Islam dianjurkan umat muslim untuk kaya agar bisa menjalankan ibadah bermanfaat bagi umat.

“Dari 5 rukun Islam, hanya Syahadat yang tak butuh duit. Namun, 4 rukun lainnya membutuhkan uang. Artinya kita boleh mencintai dunia, cari uang sebanyak-banyaknya, namun jangan terlalu cinta. Uang yang didapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat,” tambahnya. (IP)