Penanganan Bencana di Karo, Butuh Solidaritas dan Sinergitas

JELAJAHNEWS.ID, KARO – Cobaan berat yang menimpa Kabupaten Karo di saat bersamaan menghadapi dua bencana sekaligus. Yakni bencana alam erupsi Gunung Api Sinabung dan bencana non alam pandemi Covid-19.

Mengatasi hal itu tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Namun dengan semangat kebersamaan yang kuat dan sinergitas antar semua sumber daya Kabupaten Karo, diyakini menjadi modal mengatasi permasalahan yang cukup berat.

Hal itu terungkap saat rapat koordinasi penanganan bencana erupsi Sinabung yang dihadiri Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH, Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis, Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung yang juga Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto Ssos, dan Kapolres AKBP Yustinus Setyo Indriono SH Sik, Selasa (11/08/2020) di Posko Bencana Sinabung di Kantor Koramil 04/SE, Jalan Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.

Juga terlihat hadir Plt Kalak BPBD Kabupaten Karo, Natanail Peranginangin SH sekaligus moderator dalam rakor itu. Selanjutnya, Kepala Dinas Pertanian Metehsa Purba, Kepala Dinas Kesehatan drg Irna Safrina Melilala, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karo Abel Tarwai Tarigan SSos MT.

Kepala Dinas Perkim, Paksa Tarigan, Kepala Bappeda Nasib Sianturi, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Karo, Hendrik Philemon Tarigan AP, MS dan Kepala PMI Kabupaten Karo, dr Jasura Pinem yang secara bersamaan menyalurkan bantuan dari PMI Provinsi Sumatera Utara kepada warga terdampak bencana Sinabung.

Pada arahan dan sambutannya, Bupati Karo Terkelin Brahmana menekankan kepada semua lintas OPD-nya, kerja-kerja konkret dan memberikan hasil yang maksimal kepada masyarakat terdampak erupsi bencana Sinabung. Solidaritas sosial dan empati akibat ke dua bencana ini sangat penting ditunjukkan untuk membangkitkan semangat saudara-saudara kita terdampak erupsi Sinabung.

“Dengan kebersamaan yang kuat, kita yakin mampu melewati masa-masa sulit ini. Disamping itu, dalam penanganan bencana erupsi Sinabung, protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan,” ajak Bupati Karo.

Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis, juga menekankan, pentingnya semangat kebersamaan antar lintas OPD sejajaran Pemkab Karo. Pemerintah wajib hadir di saat rakyat sedang mengalami kesusahan seperti saat ini, baik akibat dampak bencana Sinabung maupun dalam memutus penyebaran pandemi Covid-19. Hilangkan ego lintas sektoral, kerahkan semua sumber daya Kabupaten Karo, setelah itu berjalan, kalau ada kekurangan baru minta kepada Pemprovsu.

“Pemprovsu tidak akan membiarkan Kabupaten Karo sendiri menghadapi musibah bencana erupsi Gunung Sinabung,” kata Riadil Akhir.

Lanjutnya, paling penting fokus kepada kesehatan dan keselamatan warga. “Saya tahu, cobaan ini cukup berat dihadapi Kabupaten Karo. Belum lagi dampak ribuan hektar lahan pertanian warga. Namun perlu juga saya ingatkan, jangan kait-kaitkan dengan politik, apalagi daerah ini ikut dalam tahun politik Pilkada serentak,” sebutnya.

Penanganan Skala Prioritas dan Zona Merah Harus Kosong

Hal yang menarik disampaikan Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung yang juga Dandim 0205/TK, Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto. Kerja-kerja kita harus dirasakan rakyat manfaatnya, konkret dan komprehensif, jangan ada yang jalan sendiri-sendiri. Utamakan skala prioritas, seperti, pembersihan debu erupsi di sektor-sektor umum, seperti jalan, jambur dan sarana umum lainnya, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga.

Senada dikatakan Kapolres Tanah Karo AKBP Yustinus Setyo Indriono. Zona-zona bahaya yang sudah ditentukan dan ditetapkan pemerintah berdasarkan rekomendasi PVMBG harus dipatuhi. “Paling penting, radius 3 Km untuk sektor Barat-Selatan, radius 5 Km untuk sektor Selatan-Timur, radius 4 Km untuk sektor Timur-Utara dan radius 3 Km untuk sektor Utara-Barat dari puncak Gunung Sinabung, harus betul-betul steril,” tegasnya.

Sementara, Pengamat Gunung Api Sinabung di Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra menyebutkan, potensi erupsi susulan masih bisa terjadi. Memang sekarang, ada penurunan aktivitas Sinabung, tapi kita tidak tahu apakah itu betul-betul menurun, atau menghimpun kekuatan kembali.

“Paling penting masyarakat tidak memasuki zona-zona bahaya. Karena, potensi laharan, guguran awan panas maupun luncuran awan panas, bisa kapan saja terjadi tanpa bisa diprediksi sebelumnya,” tegas Armen. (Jai)