Pemerintah Bersinergi Dengan Akademisi Penanganan COVID-19

JELAJAHNEWS.ID, JAKARTA – Memulihkan perekonomian nasional pasca pandemi COVID-19, Pemerintah membutuhkan peran berbagai pihak, tidak terkecuali para akademisi. Pemerintah pun membuka lebar pintu sinergisitas dengan kalangan akademisi dalam menekan penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyampaikan kajian dan rekomendasi untuk mengendalikan pergerakan masyarakat dan meningkatkan perilaku yakni Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak (3M), dalam penyampaian hasil kajian kebijakan (policy brief) Unversitas Indonesia (UI), Kamis (17/9/2020).

Hasil penelitian dan usulan kebijakan dari para akademisi UI tersebut diberi judul “Menekan Laju Pertambahan Kasus COVID-19 dengan Mengendalikan Pergerakan Masyarakat dan Meningkatkan Perilaku 3M”, yang disampaikan oleh Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap COVID-19 yang terdiri dari anggota lintas disiplin ilmu.

Di kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh peneliti UI dalam kontribusi pengetahuan yang diberikan kepada Pemerintah untuk membantu menangulangi pandemi COVID-19 oleh UI tersebut. Pihaknya mendorong diselenggarakannya pertemuan rutin dengan UI untuk membahas isu-isu strategis dan mengharapkan masukan kebijakan guna percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional, Selasa (22/9/2020).

Dalam pemaparan tersebut, isu yang diangkat oleh Tim Sinergi Mahadata UI berhubungan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang berkaitan dengan pergerakan masyarakat yang tinggi, data yang menjadi dasar pengambil kebijakan bervariasi, belum terkoneksi, terintegrasi, dan tersinkronisasi sehingga belum mewakili kondisi yang sesungguhnya.

Selain itu tim tersebut juga mengangkat isu pelaksanaan 3M dan Tes-Lacak-Isolasi (TLI) yang belum konsisten, peningkatan kasus COVID-19 berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi (ketahanan pangan dan ketenagakerjaan), dan desain kebijakan produk hukum pusat dan daerah belum sinergis berhasil menekan peningkatan COVID-19.

Di akhir paparan, beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Tim Sinergi Mahadata UI antara lain perlunya meningkatkan perilaku di rumah saja (stay at home) dan meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam melakukan 3M, serta membatasi aktivitas masyarakat dan pergerakan ke luar kota.

Selain itu, diperlukan juga pembangunan sistem informasi data dan pusat data yang terkoneksi, terintegrasi dan tersinkronisasi, mengefektifkan TLI, akselerasi efektivitas penyaluran stimulus fiskal dan perlindungan sosial, mind-mapping regulasi untuk mendesain kebijakan pusat dan daerah yang sinergis dan kolaboratif, serta perlunya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) maupun Peraturan Perundang-Undangan lainnya sesuai kebutuhan.

Dialog antara Peneliti UI, Akademisi UI, dan Kemenko Perekonomian tersebut mengerucut pada perlunya sinergi dan masukan kebijakan dari UI bagi penanganan COVID-19.

Rektor UI, Prof Ari Kuncoro, Ph.D, turut menyampaikan komitmen UI sebagai guru bangsa untuk terus menjadi mitra pemerintah dalam upaya menanggulangi pandemi COVID-19 dan memulihkan perekonomian nasional.

“Kami juga tentu membutuhkan masukan kebijakan dari Perguruan Tinggi, terutama Universitas Indonesia, untuk membantu Pemerintah menekan peningkatan COVID-19,” tutur Susiwijono.(ekon)