Kerjasama dengan Kecamatan Sei Bingai, AQUA Lakukan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

JELAJAHNEWS.ID, LANGKAT – Bekerjasama dengan Kecamatan Sei Bingai, PT. Tirta Investama (AQUA Langkat) melakukan sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat bagi 16 Kepala Desa se-Kecamatan tersebut.

Kegiatan tersebut dilakukan di Aula Kecamatan yang berada di Kelurahan Namu Ukur Selatan pada tanggal 9 september 2020 lalu. Selain diikuti oleh 16 Kepala Desa dan perwakilan se-Kecamatan Sei Bingai, kegiatan tersebut juga diikuti oleh staf kecamatan dan kelurahan Namu Ukur Selatan.

Adapun yang menjadi tujuan utama dilakukan sosialisasi bank sampah ialah untuk membangun aksi langsung sebagai sebuah langkah nyata di kemudian hari untuk menuju Langkat yang bersih. Camat Sei Bingai, Armawati mengatakan, keberadaan sampah saat ini sudah membuat pusing. Oleh sebab itu, pihak Kecamatan selalu ‘mewanti-wanti’ semua warga agar bisa menjaga kebersihan lingkungannya.

“Meski sudah kita ingatkan selalu, namun tetap saja kotor. Padahal kita disini (Sei Bingai) memiliki banyak potensi wisata. Kita takut, nantinya justru sampah juga akan menjadi masalah di objek-objek wisata unggulan kita yang ada disini,” sebut Armawati.

“Mumpung disini ada banyak pihak, ada AQUA, Sources of Indonesia (SoI), Bank Sampah Induk Sicanang, dan juga Bank Sampah SIB yang di Desa Pasar Enam, saya harap semua yang hadir hari ini bisa memulai juga di desa masing-masing. Bahkan jika perlu, datang langsung ke bank sampah SIB untuk belajar dan praktek,” tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Program WASH SoI, Sapril Hutauruk menjelaskan, program sosialisasi ini telah lama direncanakan, namun baru kali ini bisa terlaksana. Dan dalam pelaksanaannya, ada banyak pihak yang ikut terlibat, diantaranya Bank Sampah Induk Sicanang yang dikelola oleh Perkumpulan Arta Jaya, Bank Sampah SIB, SoI, dan juga AQUA.

“Melalui kegiatan ini, kita juga ingin memberi pemahaman dasar kepada semua tentang permasalahan sampah. Dan kita harus menyadari bahwa permasalahan sampah ini adalah masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama-sama, termasuk dengan melibatkan masyarakat,” jelas Sapril.

Untuk itu, Sapril pun berharap agar kedepannya, masyarakat dapat memulai hal-hal kecil untuk mengurangi debit sampah yang ada dilingkungannya masing-masing. Karena menurutnya, 40% dari sampah yang kita hasilkan saat ini, masih dapat di daur ulang atau dijual. (IP)