Di Tahun 2021, Pelaku Usaha Pariwisata Didorong Miliki Sertifikasi CHSE

JELAJAHNEWS.ID, MEDAN – Pada tahun 2021 nanti, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Sumatera Utara (Sumut) berkomitmen untuk membuat sektor pariwisata tetap berjalan meski pandemi covid-19 belum selesai.

Namun demikian, guna mengoptimal kepercayaan masyarakat terhadap dunia wisata yang ada di Sumut, tentu hal tersebut harus didorong dengan adanya sertifikasi Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)  atau disingkat CHSE terhadap perhotelan, restoran, serta tempat wisata.

“Ttahun 2020 ini akan berakhir, dan kita nggak mau ekonomi kita terpuruk. Maka dari itu, di tahun 2021 nanti kami dari Dinas Pariwisata Sumut akan mendorong Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota agar menerapkan CHSE terhadap para pelaku usaha di sektor pariwisata yang ada,” sebut Kadisbudpar Sumut, Ria Telaumbanua, Selasa (29/12/2020).

Lebih jauh ia menjelaskan, bahwa kebijakan sertifikasi CHSE ini harus dipahami oleh semua pelaku wisata yang ada. Dan hal inipun menjadi perioritas bagi destinasi wisata di Danau Toba. Sebagaimana diketahui bahwa Danau Toba saat ini menjadi salah satu objek pariwisata super prioritas di Indonesia.

“Jadi nanti, setiap hotel-hotel yang buka di tengah massa pandemi covid-19 harus ditandai dengan sertifikasi CHSE. Nanti akan kita beri kode stiker di hotel tersebut bahwa dia sudah di sertifikasi. Sehingga jika kita ingin masuk ke hotel tersebut, kita tahu bahwa hotel itu aman dari covid-19,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya pun berharap industri pariwisata Sumut, khususnya wisata di kawasan Danau Toba bisa kembali berjalan dengan baik di tahun 2021 nanti. Selain itu juga, Ria pun mengingatkan kepada pengelola objek wisata yang ada agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan 3M.

“Kemudan kepada para pengelola objek wisata juga, kita harap agar disiplin menjalankan 3M. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari klaster wisata yang kita takuti. Selain itu, kita juga tak ingin tempat wisata itu harus ditutup karena tidak menjalankan protokol kesetan,” ungkap Ria. (IP)