Dampak WFH ke Tenaga Kerja dan Ekonomi

JELAJAHNESW.ID, JAKARTA – Masyarakat telah bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sejak awal pandemi COVID-19 melanda. Begitu juga dengan orang Amerika Serikat (AS) yang juga telah lama WFH.

Transformasi ini dapat menyebabkan masalah besar bagi pekerja dan ekonomi yang sebenarnya bergantung pada dunia kantor. Restoran kecil seperti kedai kopi hingga kedai salad telah menderita sejak terpaksa tutup untuk menaikkan penularan COVID-19.

Sulit bagi mereka untuk pulih jika pelanggan datang kembali. Kini di AS pemulihan sedang berjalan guna menghindari resesi akibat pandemi COVID-19. Namun, pemulihan terlihat tidak merata.

Ekonom Tenaga Kerja di ZipRecruiter, Julia Pollak mengatakan dalam data Biro Statistik Tenaga Kerja sejak sebagian besar perusahaan melakukan WFH. Usaha di industri bidang pemenuhan administrasi kantor tengah terpukul. Seperti, layanan kebersihan, keamanan dan penyewaan peralatan kantor.

Pekerja di layanan administrasi kantor dan menurun hingga 12,7% ada Juli lalu. Angka itu lebih rendah dibandingkan pada Februari 2019. Pekerjaan di bagian parkir kantor turun hingga 44% di periode yang sama.

Pollak mengatakan pekerja yang terdampak dari transformasi WFH sebagian besar kaum minoritas di AS. Dari total 30% angkatan kerja AS di bidang penjaga keamanan 12,7% di antaranya pekerja kulit hitam. Sebagian besar kini menjadi pengangguran.

Semakin banyak perusahaan melakukan WFH lalu lintas pejalan kaki akan menurun. Pollak mengungkap hal itu menjadi bukti WFH akan berjangka panjang dan permanen. Para ekonom memperkirakan pandemi COVID-19 juga akan berdampak pada relokasi tempat tinggal.

Orang akan akan cenderung memilih tempat tinggal ke pinggir kota, sebab kini tidak lagi harus tinggal dekat kantor. Kabar buruk lainnya, banyak perusahaan, termasuk bank Wall Street, mengatakan mereka akan menahan diri untuk PHK karyawan tahun ini. Tetapi 2021 kemungkinan besar akan terjadi PHK massal. (dtc)