Awas Provokasi, Tangkap Biang Kerok Rencana Aksi Mahasiswa

JELAJAHNEWS.ID – Rencana aksi demontrasi mahasiswa 11 April 2022 mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan. Banyak menyebut aksi tersebut ditunggangi kelompok politik tertentu bahkan di susupi isu menggulingkan pemerintahan yang sah.

“Benarkah akan ada demo besarbesaran pada Senin 11 April 2022 besok? Jika itu benar terjadi, saya berharap penuh agar malam ini hingga besok TNI dan Polri segera menangkap biang kerok rencana makar tersebut,” tegas Arnol Sinaga pengamat dan praktisi hukum dalam keterangan tertulis diterima jelajahnews.id, Sabtu (9/4/2022) di Jakarta.

Menurut advokat muda ini, dapat dipastikan aksi tersebut adalah kemauan provokator yang tidak bisa merampok di negeri ini. Mereka para provokator secara sengaja memanfaatkan suara mahasiswa.

“Ini ada provokatornya. Tidak ada hujan tidak angin, tau-tau menuntut mundur. Ini sama saja mau menggulingkan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin,” tandasnya.

Ia berharap, kepada masyarakat yang ada di negeri tercinta ini, jika ada saudaranya yang akan ikut demo sebaiknya dicegah. Daripada aksi ini mengganggu saudara kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. Apalagi saat ini penyebaran virus Covid-19 masih ada.

“Jadi jangan ikut aksi demo yang tidak jelas tujuannya. Kepada mahasiswa untuk berbenah diri untuk berpikir positif. Demo tidak dilarang namun harus tepat, jangan mau diprovokasi,” himbaunya.

Arnol juga mengatakan, dirinya membaca di beberapa media bahwa Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kaharuddin mengaku akun media sosialnya diretas. Mengatakan dirinya tak bisa masuk ke WhatsApp, Facebook hingga Instagram miliknya.

“Sudah 44 jam lebih saya tidak bisa masuk di WA dan media sosial saya baik itu Facebook, Instagram dan lain sebagainya,” kata Arnol menirukan ucapan Kaharuddin.

Lebih lanjut, kata Arnol, jika melihat pernyataan Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kaharuddin, sungguh aneh. Seolah-olah ada rezim yang mengganggu merusak sosmednya. Kalau ada yang retas ya bikin lagi,” kritik Arnol yang menilai penyataan itu tendensius. (JN/r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *